Salah satu organisme pengganggu tumbuhan (OPT) utama pada tanaman kelapa (Cocos nucifera L.) adalah Brontispa longissima yang dikenal dengan nama kumbang janur atau hama perusak janur. Pada stadia larva dan imago B.longissima menyerang daun yang masih muda dan belum membuka. Serangan hama ini dapat menurunkan produksi kelapa hingga 60% apabila kerusakan daun mencapai 40%.
Penyebaran kumbang B. longissima sudah ada hampir di seluruh wilayah di Indonesia yang memiliki sentra kelapa. Di Provinsi Sulawesi Barat serangan hama ini dominan pada kabupaten Majene, Mamuju Tengah, dan Pasangkayu. Meskipun kategori serangannya masih tergolong ringan namun pemahaman mendasar mendasar mengenai biologi hama, gejala serangan, dan pengendalian Kumbang B. longissima tetap diperlukan agar dapat dilakukan pengelolaan dan pengendalian hama di lapangan untuk menekan tingkat serangan hama di bawah ambang kendali.
Menurut Rahma dan Jelfina (2014), Kumbang B.longissima memiliki metamorfosis sempurna (holometabola) yang terdiri dari stadia telur – larva – pupa – imago.
Stadia Telur : Imago B.longissima dapat menghasilkan telur sebanyak 120 butir sekali kawin. Telur diletakkan pada bagian pinak janur bagian dalam kelapa muda yang belum terbuka penuh. Telur B.longissima berwarna coklat, berbentuk pipih, lonjong, dan berukuran panjang. Masa inkubasi telur sekitar 5 hari.
Stadia Larva : Larva B.longissima memiliki empat sampai enam instar berwarna putih keputihan dan berangsur menjadi kekuningan hingga di akhir instar. Lama hidup larva sekitar 20 – 54 hari. Pada fase ini larva aktif menyerang daun bagian dalam yang belum membuka.
Stadia Pupa : Larva membetuk pupa di permukaan daun bagian dalam atau di antara lipatan pinak daun kelapa. Pupa berwarna putih kekuning-kuningan kemudian berangsur berubah menjadi merah kecoklatan. Lama stadia pupa yaitu sekitar lima sampai enam hari.
Stadia Imago : imago yang terbentuk memiliki elytra yang ebrwarna putih kekuningan yang kemudian berangsur menjadi kecoklatan. Stadia ini merupakan stadia produktif pada kumbang B.longissima. Imago betina memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan imago jantan. Lama hidup imago yaitu sekitar 75 hingga 95 hari.
Siklus hidup B.longissima dari stadia telur hingga imago berlangsung sekitar 74,32 hari. Apabila faktor lingkungan dalam kondisi optimal untuk pertumbuhan dan perkembangannya, kumbang B.longissima kemungkinan dapat menghasilkan kurang lebih empat generasi per tahunnya di lapangan.
Gejala serangan kumbang B.longissima ini yaitu pada pucuk tanaman kelapa yang belum membuka terdapat gerekan yang menimbulkan bercak cokelat memanjang dalam suatu garis lurus yang sejajar satu dengan lainnya. Serangan yang terjadi terus menerus dapat menyebabkan bercak-bercak ini menyatu sehingga daun terlihat mengering, mengeriput dan apabila pelepah terbuka penuh maka daun terlihat seperti terbakar. Pada saat daun membuka penuh larva dan imago B.longissima akan berpindah menyerang daun yang lebih muda. Apabila serangan terus berlanjut maka seluruh daun akan mengering dan akan menyebabkan kematian tanaman yang berakibat pada menurunnya produksi pada kategori serangan yang berat.
(Sumber : Salasa, Tirsa, Caroulus S. Rante, and Daisy Kandowangko. “PERSENTASE SERANGAN HAMA Brontispa longissima (Gestro) PADA TANAMAN KELAPA (Cocos nucifera L.) VARIETAS GENJAH RAJA DAN VARIETAS DALAM BIDO DI BALAI PENELITIAN TANAMAN PALMA MAPANGET.” Cocos. Vol. 14. No. 3. 2022.)
Pengendalian serangan OPT B.longissima dapat dilakukan dengan:
–
Kultur
teknis : pemupukan, pengendalian air dan sanitasi kebun untuk menunjang
pertumbuhan tanaman yang baik
–
Pengendalian
hayati : menggunakan parasitoid Tetrastichus brontispae yang dapat
menyerang kumbang dan menyerap makan dalam tubuhnya, predator Chelisoches
morio atau cocopet yang akan menyerang kumbang B.longissima pada
setiap stadia metamorfosisnya, serta penggunaan cendawan Metarhizium
anisopliae sebagai patogen.
–
Pengendalian
kimia : menggunakan insektisida berbahan aktif Thiametoksam. Pengendalian
secara kimia dilakukan apabila terjadi eksplosi populasi B.longissima dan
mengikuti dosis anjuran untuk mencegah terjadinya resistensi dan resurgensi
hama.
Referensi :
ALOUW, JELFINA C.2014. “Biologi dan Tabel Hidup
Hama Brontispa longissima var. longissima Gestro (Coleoptera: Chrysomelidae)
pada Tanaman Kelapa (Cocos nucifera).” Buletin Palma 15.1
(2014).
Girsang, Namsen S S. 2022. Brontispa longissima Hama Perusak Janur Kelapa Pada Tanaman Belum
Menghasilkan dan Pengendaliannya. Balai
Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Medan » Brontispa longissima
Hama Perusak Janur Kelapa Pada Tanaman Belum Menghasilkan dan Pengendaliannya
Salasa, Tirsa, Caroulus S. Rante, and Daisy Kandowangko.
2022. “PERSENTASE SERANGAN HAMA Brontispa longissima (Gestro) PADA
TANAMAN KELAPA (Cocos nucifera L.) VARIETAS GENJAH RAJA DAN VARIETAS DALAM BIDO
DI BALAI PENELITIAN TANAMAN PALMA MAPANGET.” Cocos. Vol.
14. No. 3. 2022.
Salim dan Risma F.Suneth. 2017. Biologi, Laju Konsumsi Dan Pengendalian Hama Brontispa Longissima Gestro (Coleoptera : Chrysomelidae) Pada Beberapa Kultivar Tanaman Kelapa (Cocos Nucifera L.). https://repository.pertanian.go.id/items/71b86080-3ce1-45e1-8df4-1b005f593b84