Mamuju – Plt Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan mengikuti Pertemuan Peningkatan Kapasitas Tim Pendataan STDB yang berlangsung selama 2 hari yaitu tanggal 24 s.d 25 April di Wisma Kementan Cipayung Bogor.

Pertemuan tersebut diikuti oleh 19 Kabupaten dan 8 Provinsi Se Indonesia, maksud pertemuan tersebut adalah memahami regulasi dan proses bisnis, dalam pendataan dan penerbitan STDB yaitu dimulai dengan bimbingan teknis petugas, sosialisasi, pendataan, pemetaan, verifikasi dan penerbitan STDB, bahwa STDB itu sangat penting sebagai bukti tracecibility bahwa produk yang dihasilkan dari kebun, memenuhi kaidah ramah lingkungan yaitu tidak dalam kawasan hutan dan legalitas kepemilikan clear and clean, sebagai bahan penyusunan norma dan standar kebijakan.

Kegiatan STDB merupakan program prioritas Bappenas, yang dilaksanakan oleh Dirjenbun, acara pembukaan di buka oleh Direktur Hilirisasi Hasil Perkebunan, kemudian dilanjutkan pemaparan materi dari Ketua kelompok pembinaan usaha perkebunan berkelanjutan (Ibu Doris,) dilanjutkan pemaparan dari BIG terkait bagaimana pembuatan peta polygon yang baik untuk penggunaan STDB, Paparan materi dari Pusdatin terkait pengelolaan data, di tingkat pusat dengan peta spasial poligon dan memotret data perkebunan.

Paparan dari PPK terkait bagaimana pertanggungjawaban kegiatan STDB tahun anggaran 2025, karena tahun 2025 seluruh kegiatan dikelola langsung oleh satker pusat, Kabupaten tidak ada lagi Tugas Pembantuan di Provinsi.

Sulawesi Barat mendapat target 1.200 pekebun yaitu 600 pekebun kakao di Kabupaten Polewali Mandar, dan 600 Pekebun Kakao di Kabupaten Mamuju. Harapan bahwa dari target 1.200 Sulbar bisa realisasi, bahkan lebih dari target dengan melibatkan mitra-mitra pembangunan dalam memetakan polygon data spasial kebun.