Palu, 19 Agustus 2025 – LPP Agro Nusantara, bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) dan Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Barat, kembali menggelar rangkaian pelatihan penting untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam sektor perkebunan kelapa sawit.
Pelatihan yang berlangsung mulai 18 – 23 Agustus 2025 di Kota Palu ini mencakup dua kegiatan utama: Pelatihan Panen dan Pascapanen Kelapa Sawit serta Pelatihan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).
Pelatihan ini diikuti oleh 96 peserta, termasuk pekebun swadaya dan petani dari berbagai kelompok tani yang terpilih melalui rekomendasi teknis (rekomtek) Kabupaten Pasangkayu. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan teknis mengenai teknik pemanenan yang baik dan benar, penanganan hasil panen, serta proses pascapanen yang dapat menjaga kualitas Tandan Buah Segar (TBS).
Selain itu, pelatihan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman para peserta tentang penerapan prinsip dan kriteria ISPO yang wajib diterapkan dalam mengelola perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan.
Direktur LPP Agro Nusantara, yang diwakili oleh Lugito dalam sambutannya menyatakan bahwa pelatihan ini sangat relevan dengan upaya pengembangan SDM sektor perkebunan kelapa sawit yang berkualitas. Menurutnya, penerapan teknik yang tepat dalam panen dan pascapanen serta sertifikasi ISPO merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa industri kelapa sawit Indonesia dapat bersaing di pasar global dengan tetap memperhatikan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Ketua Tim Pelatihan, Muhammad Nurhuda, menegaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari program pengembangan SDM yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas petani dan pekerja sawit.
“Dengan pemahaman yang lebih baik tentang teknik panen dan pascapanen serta ISPO, kami berharap para peserta dapat meningkatkan kualitas hasil produksi dan pendapatan mereka, sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan,” ujarnya Nurhuda
Sekretaris Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Barat, Andi Sitti Kamalia, juga menyambut baik pelaksanaan pelatihan ini. Ia mengapresiasi kegiatan yang sangat relevan dengan kondisi daerahnya, yang memiliki potensi besar dalam sektor kelapa sawit.
“Kami yakin dengan adanya pelatihan ISPO, petani sawit di Sulawesi Barat dapat meningkatkan produktivitas kebun mereka sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan,” Tegas Kamalia.
Sementara itu, Plt. Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Agustina Palimbong, dalam presentasinya mengenai kebijakan dan prinsip ISPO, mengungkapkan bahwa penerapan ISPO kini menjadi kewajiban tidak hanya bagi perusahaan perkebunan sawit, tetapi juga bagi pekebun plasma dan swadaya.
“Sesuai dengan Perpres No 16 Tahun 2025 dan Permentan 38 Tahun 2020, para pekebun diberikan waktu lima tahun untuk memenuhi kelima prinsip, 21 kriteria, dan 33 indikator ISPO, yang bertujuan untuk menjamin keberlanjutan perkebunan kelapa sawit Indonesia,” jelasnya Agustina
Ditempat terpisah, Plt Kepala Dinas Perkebunan Sulawesi Barat Muhammad Faizal Thamrin mengapresiasi kegiatan ini, menyatakan bahwa keberadaan pelatihan ini sangat relevan dengan kondisi daerah mereka.
“Sulawesi Barat memiliki potensi besar dalam sektor kelapa sawit. Dengan adanya pelatihan ISPO ini, kami yakin para petani sawit dapat meningkatkan produktivitas kebun mereka, sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan,” Ungkap Faizal
Pelatihan ini mencakup sesi teori di kelas serta praktik lapangan di kebun sawit mitra PT. Mamuang. Setelah mengikuti pelatihan, peserta akan menerima sertifikat yang menjadi pengakuan atas kompetensi yang diperoleh dalam bidang teknik panen dan pascapanen serta penerapan prinsip ISPO.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan dapat terbentuk sinergi yang lebih kuat antara pemerintah, lembaga pelatihan, dan pelaku usaha perkebunan dalam mewujudkan industri sawit yang berkelanjutan, efisien, dan memiliki daya saing tinggi di pasar global.